Tuesday, October 6, 2009

Perasaan Di Puncak Karang

Beberapa waktu lalu gue membaca artikel di Wikipedia, tentang Misao
Fujimura. Seorang gadis 17 yang ayahnya seorang konglomerat rela bunuh
diri di air terjun Kegon. Dan Misao menuliskan sebuah puisi pada salah
satu pohon sekitar air terjun Kegon tempatnya bunuh diri. Itu pula
yang membuatnya terkenal sejak kematiannya:

Kutipan puisi Misao Fujimura (22Mei1903)

Gantö no kan

Yuyutaru kana tenjö,
Ryöryötaru kana kokon,
Goshaku no shöku o motte hidaì o hakaraamu tosu,
Horeisho no tetsugaku tsui ni nanra no ö sorichì o otaisuru monozo.
Banyü no shin sö wa tada hitokoto ni shite kotogotosu, ì waku ''fukakai.''
Ware kono urami o idaite hammon, owari ni shi o kessuru ni itani,
Sude ni gantö ni tatsu ni oyonde,
Kyöcu nanra no fuan aru nashi,
Hajimete shiru,
Öinaru hikan wa öinaru rakan ni itchisuru o.

Terjemahan dalam bahasa Indonesia;

Perasaan Di Puncak Karang

Begitu tanpa batas langit dan bumi,
Begitu jauh sekarang dan masa lalu,
Namun dengan tubuhku sekecil lima kaki,
Kucoba memahami segalanya,
Akhirnya, mana mungkin filsafat Horatio bisa dipercaya,
Kebenaran atas segalanya, hanya dinyatakan dengan sepatah kata yakni
''Misteri.''
Kubawa sakit hati ini dengan penderitaan,
Akhirnya, kuputuskan bunuh diri,
Di dalam hatiku tiada lagi kecemasan.
Pertama kali kusadari,
Kesedihan yang terdalam dan kegembiraan yang sangat adalah sama saja.

.Foto batang pohon tempat Misao Fujimura menuliskan puisi terakhirnya

No comments:

Post a Comment